Menjadi perempuan di jaman now, tampaknya cenderung lebih dimudahkan dengan segala fasilitas yang ada dibandingkan menjadi perempuan di era Kartini terdahulu. Kok bisa ? Perempuan sekarang sudah tidak terikat aturan dengan adanya sistem patriarki seperti di jaman dahulu. Dulu, perempuan mau melakukan hal yang menyenangkan untuk dirinya sendiri terbilang susah. Selain penolakan dari lingkungan sekitar, faktor penolakan utama justru berasal dari keluarga tersendiri. Ibaratnya, perempuan di zaman dahulu dikodratkan hanya untuk mengurusi rumah. Berbeda dengan perempuan di zaman sekarang, bisa melakukan apapun termasuk salah satunya hobinya seperti membaca buku dan memberikan referensi buku.
Berkembangnya teknologi yang semakin cepat, membuat para perempuan sanggup untuk mengimbangi perubahan dunia. Nggak dipungkiri lagi kalau perusahaan sekelas BUMN IndiHome milik Telkom Group mampu memberikan paket internet cepat untuk mengajak lapisan masyarakat, termasuk kaum perempuan, untuk bergerak cepat dan dinamis dalam memajukan dunia.
Sebagai pengguna paket internet cepat, Saya sendiri merasakan bagaimana mengakses halaman pada mesin pencarian saat WFA ( Work From Anywhere ) dan berada dalam zona susah sinyal. Nggak ada sedikitpun rasa mengeluh dan kecewa karena Internet yang tidak memadai. Justru Saya lebih senang karena dengan akses internet yang bisa dijangkau dimanapun dan kapanpun tanpa halangan, membuat saya bisa mengerjakan hobi kecil yang membuahkan hasil seperti referensi buku.
Keuntungan yang Saya dapat saat bisa meluangkan hobi untuk referensi buku adalah bisa menambah wawasan terhadap sudut pandang berbeda yang selama ini Saya jalani. Dengan adanya referensi buku, imajinasi Saya akan hal tentang diluar nalar atau batas, bisa menjadi salah satu alasan bahwa membaca buku itu sangat menyenangkan.
Opiniku, kenapa membaca buku itu penting
Sayangnya, di Indonesia sendiri, adalah salah satu negara yang memiliki minat baca sedikit dibandingkan negara-negara lain. Hal ini justru membuat kurangnya pola nalar yang akan ada saat dihadapkan oleh suatu pilihan yang sulit. Pada akhirnya, jalan pintas adalah salah satu solusi yang utama untuk bisa menjadi alternatif tercepat untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Menyedihkan, bukan?
Membaca buku, menurutku memang terlihat sangat tidak keren, kalau kata anak gaul sekarang. Lebih terlihat membosankan dan kuno, cupu. Tapi, jika kalian bisa melihat dengan seksama, perbedaan orang yang suka membaca maupun tidak, terletak dari hal kritis yang bisa dilihat dari pola pikirnya.
pict by pexels
Contoh sederhananya seperti, saat berada di tempat acara yang memberikan ilmu bermanfaat, orang yang suka membaca buku lebih suka mengikuti kegiatannya sampai akhir acara dan memperhatikan dengan seksama, mencatat bagian yang penting dan pastinya merasa ingin bertanya dengan beberapa materi yang telah diberikan. Berbeda dengan orang yang tidak suka membaca buku, mereka akan cenderung bosan dan lebih memainkan gawainya daripada harus berfokus pada satu kegiatan.
Hal lain yang membuatku beropini kenapa membaca itu penting adalah karena membaca adalah me time dari kesibukan yang padat. Selain me time, dengan membaca, mampu merilekskan pikiran setelah seharian beraktifitas. Hebatnya membaca adalah tidak ada batasan umur untuk bisa menikmatinya. Mau muda, remaja bahkan manula bisa.
Menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri adalah salah satu manfaat terbesar dari proses membaca. Otak yang biasanya terlatih karena suka membaca, akan lebih berkembang neuronnya pada otak sebelah kiri. Otak kiri mereka justru terlatih karena sering diajak berfikir secara analitis, logika dan bahasa. Jadi, jangan salah jika orang yang cenderung lebih bagus hasil IQ dari otak kiri, seringnya mereka lebih condong suka bekerja di balik layar daripada harus tampil di muka umum.
Faktanya di lapangan yang Saya alami sendiri, membaca membuat Saya jauh lebih banyak untuk menambah kosakata yang jarang terdengar dan asing bagi orang lain. Ini membuat diri Saya sendiri lebih percaya diri menerima insecure diri sendiri semenjak menyukai membaca buku.
Hal ini berpengaruh juga terhadap daya ingat seseorang seiring bertambahnya waktu yang berjalan. Orang yang suka membaca akan lebih mudah ingat sampai usia yang lebih panjang dibandingkan orang yang tidak suka membaca. Penelitian yang dilakukan oleh orang-orang juga sudah memberikan dampak hasil yang positif bahwa kegemaran akan membaca buku jauh lebih terhindar dari penyakit pikun.
Referensi buku yang wajib kamu baca saat senggang
Setiap akhir bulan, biasanya Saya selalu meluangkan waktu untuk membeli satu buku best seller. Kesibukan Saya sendiri yang padat membuat Saya hanya bisa membaca satu buku setiap bulan. Banyak lekukan di setiap sudut buku setiap Saya menghentikan aktivitas membaca buku.
Sekarang, karena jamannya sudah serba digital, ketika Saya biasanya membaca buku biasa, kini beralih membaca buku secara digital. Banyak sekali yang bisa Saya akses melalui buku digital dan pastinya berlangganan paket internet cepat IndiHome adalah solusi terbaik buat Saya yang demen banget membaca buku digital tanpa ragu dengan kondisi sinyal. Mau dimanapun dan kapanpun, sinyal no worry!
Atomic Habits
Buku yang sederhana dan ringan sekali tapi dampaknya sungguh luar biasa kalau kita bisa menerapkan di kehidupan sehari-hari. Penulisnya sendiri James Clear, mengungkapkan bahwa hal-hal yang dapat memberikan perubahan kecil atau remeh bisa menyebabkan hal yang besar dan dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang dijalani selama hidup.
James Clear sendiri juga memberikan tabel untuk membuat plan di kehidupan sehari-hari yang berawal dari hal kecil.
Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Awalnya, sewaktu melihat sampul buku ini dengan tulisan salah satu buku non-fiksi paling populer berdasarkan The New York Times serta Washington Post, membuat saya langsung membelinya. Karena sang penulis blogger ternama Mark Manson bukan untuk mengajak para pembacanya bersikap bodo amat. Justru malah mengajak para pembaca untuk mencintai diri sendiri mengenai cara hidup yang berfokus pada hal-hal penting dan bermakna bagi kehidupan sehari-hari dan mengabaikan hal-hal yang tidak penting untuk dipermasalahkan.
The Psychology of Money
Penulis Morgan Housel yang bukan dari ahli keuangan menjelaskan dari segi pengamatannya bahwa dengan adanya uang, kita bisa memiliki kendali atas hidup kita. Tentu saja bukan kendali sepenuhnya atas semua aspek dalam hidup, tapi setidaknya kita bisa lebih tenang dalam menghadapi beberapa persoalan bila memiliki cukup uang.
Namun, hal sesungguhnya, ketika kita memiliki cukup uang, kita punya kemampuan berbuat apa yang kita inginkan, kapanpun kita mau, dengan siapa pun yang kita kehendaki, selama yang kita bisa. Nggak heran, kalau banyak orang ingin menjadi kaya. Kenapa ? karena dengan kekayaan yang dimiliki bakal bisa memegang kendali hidup orang lain sesuai kemauan kita.
Buku ini benar-benar membuat kita kritis bagaimana cara pengelolaan uang dari segi psikologis.
Gimana ? Menarik bukan referensi buku yang saya tulis diatas ? Dari buku-buku tersebut kita bisa belajar membaca dengan mudah dan sederhana. Jadi, masih mau nggak membaca ?
duniamasak says
aku paling suka buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, sangat related sama kehidupan ku :’)